KAB - Komunikasi antar budaya sebagai Fenomena Sosial
Putra bungsu dari dua bersaudara ini sudah terbiasa jauh dari keluarganya. Sejak kecil tinggal bersama orang tua dan kakak. SD selama 6 tahun bersama orang tua, meskipun hampir selama 6 tahun tempat tinggal kami berpindah-pindah. (1990-1998). Mulai dari rumah dinas yang disediakan pemerintah sebagai fasilitas sementara untuk PNS hingga selepan atau gudang tempat penggilingan beras milik kakaknya ibu. Lulus dari SD amin kecil sempat dikirim ke Kota pelajar, Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan SMP/MTs di sebuah pesantren ternama di sana. (2002-2005). Tapi hanya bertahan sebulan lamanya dan dipindahkan ke MTs Negeri di Kota Sragen. Dan amin kecil tetap tinggal dipesantren sejak itu. 2 tahun menginjak kelas 2 MTs amin tidak lagi di pesantren dan tinggal lagi dengan orang tua alias pulang-pergi ke MTs nya tersebut. Lulus dari MTs, Amin melanjut pendidikannya ke Kota Solo, tepatnya MAN I Surakarta dengan mengambil program khusus (PK). (2005-2008) tinggal pun wajib di Asrama. Selama 3 tahun tersebut Amin bertemu dengan teman-teman yang berasal dari berbagai daerah, tidak hanya Solo saja, Jogja, Ngawi, Ponorogo, Surabaya, Purwokerto, Banyumas, bahkan Lombok pun juga ada. 1-3 kali dalam satu semester Amin pulang ke rumah bertemu orang tua ku. Lulus dari MAN PK Solo Amin merantau ke Jakarta bersama 4 orang temannya yang satu alumni dari MAN tersebut. (2008).
Kembali ke asal saya, orang tua saya bukan lah penduduk asli dari Kecamatan Jenawi. Keduanya berasal dari daerah yang berbeda tapi dipertemukan di Jenawi. Bapak dari Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali dan Ibu dari Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar. Keduanya sedari kecil juga sudah merantau. Bapak berasal dari keluarga yang sederhana merupakan anak ke 5 dengan 7 bersaudara dan menjadikannya harus mencari kehidupan dengan kerja keras. Ibu adalah anak ke 5 dengan 5 bersaudara dari Bapak pertama dan 4 adik dari Bapak ke dua. Pada intinya mereka dari kecil bersinggungan dengan banyak bentuk masyarakat dengan adaptasi dan asimilasi budayanya dan saya menjadi bagian dari masyarakat tersebut.
Kembali ke asal saya, orang tua saya bukan lah penduduk asli dari Kecamatan Jenawi. Keduanya berasal dari daerah yang berbeda tapi dipertemukan di Jenawi. Bapak dari Kecamatan Nogosari Kabupaten Boyolali dan Ibu dari Kecamatan Mojogedang Kabupaten Karanganyar. Keduanya sedari kecil juga sudah merantau. Bapak berasal dari keluarga yang sederhana merupakan anak ke 5 dengan 7 bersaudara dan menjadikannya harus mencari kehidupan dengan kerja keras. Ibu adalah anak ke 5 dengan 5 bersaudara dari Bapak pertama dan 4 adik dari Bapak ke dua. Pada intinya mereka dari kecil bersinggungan dengan banyak bentuk masyarakat dengan adaptasi dan asimilasi budayanya dan saya menjadi bagian dari masyarakat tersebut.
No comments:
Post a Comment