Siapa dia, kenapa dia, apa dia
masih kah ada sisa rasa yang pernah ku miliki untuknya,,,
kami bukan saja orang yang menantang akan beratnya hidup, karena kami tahu kalau kami merasakan bahwa hidup itu berat, maka hidup ini akan terasa semakin berat dan bahkan lebih berat dari yang kami rasakan.
kami memang jarang terbuka satu sama lain, karena entah. kami seakan tahu masing-masing dari rasa yang ada dalam hati kami. hingga kami tak lagi menganggap hal-hal kecil itu penting. kami baru tahu sekarang kalau semua itu penting dibicarakan, meskipun itu kecil, sepele, bahkan seakan tak perlu dibicarakan haruslah dibicarakan.
namun kami tak tahu akan kah kami bisa memulai lagi rasa ini. kami hanya bisa berdoa pada Tuhan yang katanya ada, untuk membantu kami. sekarang kami tak lagi pernah bertemu, berjumpa, apalagi menyapa. celaka kami, kami susah untuk memulai lagi. kami tembok penghalang itu sekarang ada.
dan aku percaya aku bisa melewati tembok penghalang, pembukti itu, dulu, meskipun dia lenyap dimakan waktu dan keputus asaan yang entah dimulai dari dan diakhiri di mana. tembok penghalang itu memang sejak lama berdiri. tapi aku sering melupakannya, terlena akan rasa yang sedang ku miliki.
kami bukan saja orang yang menantang akan beratnya hidup, karena kami tahu kalau kami merasakan bahwa hidup itu berat, maka hidup ini akan terasa semakin berat dan bahkan lebih berat dari yang kami rasakan.
kami memang jarang terbuka satu sama lain, karena entah. kami seakan tahu masing-masing dari rasa yang ada dalam hati kami. hingga kami tak lagi menganggap hal-hal kecil itu penting. kami baru tahu sekarang kalau semua itu penting dibicarakan, meskipun itu kecil, sepele, bahkan seakan tak perlu dibicarakan haruslah dibicarakan.
namun kami tak tahu akan kah kami bisa memulai lagi rasa ini. kami hanya bisa berdoa pada Tuhan yang katanya ada, untuk membantu kami. sekarang kami tak lagi pernah bertemu, berjumpa, apalagi menyapa. celaka kami, kami susah untuk memulai lagi. kami tembok penghalang itu sekarang ada.
dan aku percaya aku bisa melewati tembok penghalang, pembukti itu, dulu, meskipun dia lenyap dimakan waktu dan keputus asaan yang entah dimulai dari dan diakhiri di mana. tembok penghalang itu memang sejak lama berdiri. tapi aku sering melupakannya, terlena akan rasa yang sedang ku miliki.
No comments:
Post a Comment