Soskomas: Analisa Data Kasus-kasus
Ditulis Oleh: Hartika Yulia Sari (108051000055)
ANALISA DATA DARI KASUS-KASUS 
DI MEDIA MASSA DAN PENGALAMAN INDIVIDU, KELOMPOK, KOMUNITAS
1. Bukti data / kasus di lingkungan yang termasuk masyarakat massa/ tradisionil
A.     latar belakang penduduk dan daerah
Provinsi  Jambi kabupaten Tebo tepatnya di daerah Rimbo Bujang adalah tempat saya  dibesarkan. Di mana sebagian besar dari penduduk itu adalah pendatang  dari berbagai daerah seperti kebanyakan dari Padang, Medan, dan Jawa,  dll. 
Meskipun  Jambi memiliki bahasa daerahnya, akan tetapi penduduk setempat terutama  para pendatang (transmigran) tetap berkomunikasi menggunakan bahasa ibu  (kampung halamannya) dalam kesehariannya. Lain halnya dengan penduduk  aslinya mereka menggunakan bahasa jambi seperti logat melayu.
 Contoh : saya = sayo, air = aek, kecil=kecik, anak=budak, dll.
             Dahulu Rimbo Bujang adalah daerah hutan belantara yang lebat di bagian  sumatera, dengan penduduk asli yang masih primitive (alias kurang maju)  dan susah berkembang. Akan tetapi di karenakan ada transmigrasi penduduk  dari jawa. Di mana  Orang-orang dari jawa mulai membuka lahan dan  bergotong royong untuk hidupnya dengan bercocok tanam pohon karet dan  sawit (hasil pertanian unggulannya). Dan begitu juga  dengan para pendatang dari sumatera khususnya padang. Banyak membuka  usaha sebagai para pedagang.  Al hasil para pendatang dari jawa dan  sumatera jauh lebih berhasil di bandingkan penduduk asli yang suka  berpangku tangan (orang dusun), hanya mengharapkan harta warisan nenek  moyang dari hari ke hari warisan itu habis jua. Karena banyaknya peluang  untuk bisnis yang ada disana baik dari sektor pertanian, perdagangan,  dll. Hingga kini Rimbo Bujang-Jambi termasuk daerah yang paling banyak  dipilih orang-orang untuk beralih rantau (hijrah untuk kehidupan yang  lebih baik) karena faktor tersebut Rimbo Bujang-Jambi kini termasuk  daerah yang maju.
B.     Penduduk Rimbo Bujang-Jambi termasuk masyarakat tradisionil
Berlatar  belakang dari penduduk yang berasal dari berbagai suku bangsa, membuat  Rimbo Bujang –Jambi kaya akan bahasa daerah, adat istiadat, dan  kebudayaan. Di mana meskipun sudah tidak berada di kampung halamannya  sendiri tapi berada di rantau orang (jambi) namun para pendatang tetap   kuat  dengan adat istiadat mereka masing-masing, dengan begitu penduduk  setempat tergolong masyarakat tradisionil. 
Agar  lebih dapat memahami masyarakat massa atau masyarakat tradisionil yang  sebenarnya, dan dapat mengaitkan dengan penduduk yang ada di Rimbo  Bujang-Jambi, terlebih dahulu dapat dilihat ciri-ciri dari masyarakat  tradisionil.(Zulkarnaen. UT:6.3-6.4) Seperti di bawah ini :
·        Suatu masyarakat menyangkut orang dalam jumlah besar bahkan bisa ratusan orang
·        Warga masyarakat massa tersebar di wilayah yang luas tidak tepusat pada kelompok-kelompok lokal yang kompak
·        Suatu masyarakat massa di pengaruhi kuat oleh organisasi birokrasi yang berkuasa
·        Struktur masyarakat massa secara teori bersifat equaliter
·        Bersifat heterogen dalam agama, latar belakang etnis, gaya hidup, akses ke posisi kekuasaan
·        Anggota masyarakat massa berespon dan berperan serta dalam fenomena budaya massa
·        Warga  masyarakat massa dadalah individu-individu yang anonim yang kenal  dengan orang lain di lingkungan kelompok sosial lokal tapi tidak dengan  yang lain yang tinggal berjauhan
·        Warga  masyarakat massa semuanya pada tingkat tertentu terasing dari  masyarakat itu sendiri karena kurangnya akses yang memadai ke hubungan  primer yang tersedia bagi anggota masyarakat yang lebih tradisional
·        Masyarakat massa telah melampaui perkembangan teknologi yang kompleks
·        Suatu bagian penting dari interaksi dalam masyarakat massa adalah melalui proses komunikasi massa.  
Ada pun kaitannya dengan ciri-ciri di atas bahwa masyarakat Rimbo Bujang – Jambi termasuk masyarakat tradisionil adalah : 
1.      Masyarakat Rimbo Bujang Jambi memiliki jumlah orang atau penduduk yang banyak (ratusan orang)
2.      Dalam  satu kecamatan dan kelurahan memiliki banyak unit dan terdiri dari  berbagai suku tidak tepusat pada kelompok-kelompok lokal yang kompak. 
3.      Di  daerah tersebut terdapat organisasi-organisasi yang mengatas namakan  persatuan Suku. salah satu contoh seperti PKDP (Persatuan keluarga  Padang Pariaman) PKDP adalah perkumpulan khusus orang-orang yang berasal  dari padang pariaman. di mana masyarakat yang merupakan bagian dari  PKDP sangat dipengaruhi kuat oleh organisasi birokrasi tersebut.
4.      Terdiri  dari berbagai agama seperi Islam dan kristen (mayoritas), hindu dan  budha (sebagian kecil), dan latar belakang etnis, gaya hidup (yang tidak  terlepas dari adat istiadat nenek moyangnya) 
5.      Dengan  wilayah yang cukup luas dan penduduk yang cukup banyak. Di mana  masing-masing kelurahan di batasi oleh unit-unit yang kecil sehingga  membuat warganya saling mengenal di tambah pula masyarakat setempat  masih membudayakan tradisi ronda keliling dan bergotong royong sekali  dalam seminggu hal ini membuat warga saling kenal dengan  lainnya di  lingkungan kelompok sosial lokal tapi tidak dengan yang lain yang  tinggal berjauhan.
Dari  ciri-ciri dan kaitan masyarakat tradisionil di atas dapat diambil lagi  beberapa  bukti bahwa Penduduk Rimbo Bujang-Jambi termasuk masyarakat  tradisionil. Sebagai berikut : 
1.  Mengadakan acara pesta (nikahan, khitanan, akekahan,dll) : masih  menggunakan tradisi mengundang dengan cara mendatangi satu per satu  orang – orang yang hendak diundang ke rumahnya dengan membawa sirih atau  permen (bagi wanita), dan rokok (bagi kaum pria). Meskipun rata-rata  dari warga sudah memiliki handphone akan tetapi mengundang orang dengan  cara menggunakan SMS atau telpon merupakan sesuatu yang kurang baik  menurut adat.
2.   Dalam perayaan pesta nikah, kedua mempelai beserta karib kerabat di  arak (di tunujukkan ke masyarakat luas) diiringi dengan alat musik  daerah, pakaian daerah dan membawa makanan-makanan khas daerah. Hal ini  bertujuan agar masyarakat luas yang tidak kena undang tahu bahwa ke dua  mempelai tersebut telah syah menjadi sepasang suami istri.
3.  Masyarakat sangat kompak sekali karena sering melakukan acara-acara  kekeluargaan seperti arisan keluarga di mana masing-masing dari anggota  arisan keluarga membawa semua keluarganya ke rumah yang menerima arisan  untuk bersilaturahmi dan membicarakan tentang adat istiadat daerahnya.  Dengan tujuan untuk memepererat persaudaraan dan mengingat kembali  kebudayaan yang ada.
4.  Sebagian besar masyarakat masih berpegang teguh kepada dukun, tuyul,  dan babi ngepet. realitanya sudah sering terjadi keributan antar  tetangga masalah kehilangan uang, sakit karena diguna-guna, dan  kaya  mendadak,dll. Setelah ditelusuri ternyata benar adanya si tersangka  memilihara yang demikian hingga menyusahkan warga sekitar. 
5.  Kebiasaan sebagian bapak-bapaknya adalah  duduk-duduk di kedai kopi di  pagi hari untuk sarapan sebelum beraktivitas sambil mengobrol, dan  di  siang atau malam hari ke kedai kopi sambil bercengkrama dengan karib  kerabatnya untuk sekedar melepas lelah. Ada juga yang bermain judi, BT,  atau taruhan pertandingan bola.
2. MENGAMATI BUDAYA LOKAL / BUDAYA TRADISIONIL ” SITI NURBAYA”
    DI KEMAS DALAM CERITA SERIBU SATU DONGENG DI TRANS TV
Tak  ada yang tidak mengenal kisah Siti Nurbaya yang terdapat di sumatera  barat. Kisah ini mengingatkan kita dengan sebutan yang tak asing  ditelinga ”kawin paksa” hanya karena dengan latar belakang orang tuanya   banyak hutang dan tidak mampu membayar utangmya akhirnya orangtuanya  terpaksa menerima tawaran untuk menikahi anak gadisnya yang masih di  bawah umur dengan  kakek tua seorang saudagar kaya yang memiliki istri  banyak dan berperangai jahat.  
Dari  kisah aslinya ”siti nurbaya” yang berasal dari Sumatera Barat yang  tentunya menggunakan bahasa minang, pakaian adat minang, rumah gadang,  dan lain-lain yang berbau minang. Akan tetapi setelah di angkat oleh  media elektronik (tv) dan dikemas dalam cerita seribu satu dongeng di  Trans TV cerita siti nurbaya yang tadinya budaya lokal kini berubah  menjadi budaya massa yang jauh beda dengan pakem aslinya karena  banyak  dipoles dengan kebudayan lain dapat di lihat seperti  dari segi :
- Bahasa
Jika  asli menggunakan bahas minang tentu penonton yang dari sabang sampai  merauke tidak mengerti meskipun ada teks di bawahnya maka akan sedikit  rumit karena dari para lakon cerita ”siti nurbaya” tersebut tidak  berasal dari sumatera barat. Tentunya agak sedikit kaku dalam pengucapan  kata-katanya. Oleh sebab itu dalam cerita seribu satu dongeng di Trans  TV cerita siti nurbaya tersebut hanya menggunakan sedikit bahasa minang  yang sekiranya masih menyerupai bahasa Indonesia.  dan para pemain  dianjurkan untuk menggunakan logat minang agar tergambarkan seperti  kisah siti nurbaya asli.
- Pakaian
Para  pemain dalam kisah siti nurbaya di trans tv tersebut menggunakan  pakaian ala minang kabau seperti baju kurung, baju teluk belango,  sanggul besar, dan saluak. Akan tetapi dikarenakan kemajuan zaman dari  pakaian di buat sedikit modern dari pada zaman dulunya. Dapat di lihat  seperti model baju kurung, dan sanggul besar   para pemain lebih simpel  dan menggunakan mote-mote yang mewah.
- rumah gadang
ciri  khas dari minang kabau adalah rumah gadang. Begitu juga dengan kisah  siti nurbaya dalam cerita seribu satu dongeng yang ada di trans tv  menggunakan latar rumah gadang. Akan tetapi peralatan di dalam rumah  tentunya menggunakan peralatan rumah tangga yang modern seperti kursi, .
- penokohan dan watak
adapun  penokohan yang diperankan oleh pemain disusuaikan dengan watak yang  dikisahkan dalam cerita siti nurbaya versi aslinya. Salah satu contohnya  datuak maringgih yang berwatak keras dan mau menang sendiri. Akan  tetapi di dalam cerita seribu satu dongeng yang ada di trans tv watak  datuak maringgih tidak mencerminkan keras kepala seperti batu namun  masih ada sedikit bersifat humoris karena cerita ini mengandung cerita  humor tidak sepenuhnya menegangkan seperti kisah aslinya.
- lagu dan musik
Lagu  dan musik yang digunakan pada kisah dalam cerita seribu satu dongeng  ”siti nurbaya” adalah lagu dan musik minang seperti talempong dengan  iringan musik saluang. Akan tetapi juga menggunakan lagu melayu dari  daerah malaysia dikolaborasikan dengan tarian dan pantun dari minang hal  ini menggambarkan kekocakan dari para pemain. Sehingga menambah nilai  jual menjadi cerita yang menegangkan akan tetapi mengandung humor. 
             Hal itu membuat budaya lokal berubah menjadi budaya massa yang 45%  mengalami perubahan dari pakem aslinya. Meskipun demikian penonton tetap  mengakui bahwa cerita tersebut berasal dari Sumatera barat.
3. DUA INDIVIDU YANG MENGALAMI DAN MENERIMA EFEK SOSIAL
    POSITIF DAN NEGATIF DARI MEDIA MASSA
Berbagai  perubahan penting telah mewarnai kehidupan masyarakat dalam kurun waktu  belakangan ini. Seperti pesatnya perkembangan teknologi seperti TV, dan  internet (youtube) membuat semua menjadi dekat dan dengan mudah untuk  diakses.
Banyak  dampak positif dan negatif yang ditimbulkan TV maupun internet, hal ini  menjadikan kita sebagai orang yang bijak dalam artian bisa menempatkan  sesuatu pada tempatnya dan sesuia dengan keperluan kita. Akan tetapi  jika kita tidak mampu untuk memilah-milah informasi yang harus  dikonsumsi oleh otak kita, maka akan berdampak buruk pada perkembangan  pola pikir kita. 
Adapun  dampak positifnya membuat pengetahuan kita bertambah tentang dunia  dalam maupun luar. Seperti contoh kita bisa mengetahui  kebudayaan-kebudayaan orang di luar negeri nun jauh di sana. Kita  seperti menyaksikan dan tahu banyak tentang kebudayaan tersebut, tidak  hanya mengetahui kita juga balik memberikan informasi tentang kebudayaan  kita atau sesuatu yang bermanfaat untuk kemaslahatan umat.
Dengan  banyaknya dampak positif dari internet tentu dampak negatifnya juga  banyak  seperti ketika kita mengakses sebuah informasi, di mana sang  terdakwa melakukan perbuatan buruk yang ditayangkan oleh pihak internet,  menghabiskan waktu dan karena keasyikan di depan internet, dll. Dari  dua dampak positif dan negatif ini diharapkan kita untuk bisa memfilter  berita yang akan kita lihat karena sangat berpengaruh sekali terhadap  pembentukan watak kita.
             Adapun di bawah ini merupakan dua individu yang mengalami dan menerima  efek sosial positif dan negatif dari media massa internet (youtube)  maupun televisi :
- Briptu Norman Kamaru mengalami dan menerima efek sosial positif dari youtube
Belakangan  ini nama polisi yang berpangkat rendah berasal dari gorontalo itu cukup  geger seantero Indonesia. Hal tersebut terjadi setelah video lipsingnya  dengan nyanyian india chaiya-chaiya menggaung kepermukaan (khalayak  ramai). Ketika diwawancarai oloeh beberapa media briptu norman mengakui  bahwa membuat video lipsing  itu hanya sekedar untuk menghibur temannya  saat dinas yang sedang bermasalah dengan istrinya. Akan tetapi diam-diam  dari salah seorang temannya mengirim video tersebut ke youtube hingga  akhirnya dikethui oleh orang banyak, dan membuatt  briptu norman  terkenal.
 Sebuah  kejadian yang dialami oleh briptu norman ini yang membuat ia menerima  efek positif dari sebuah media. Efek sosial tersebut berkaitan dengan  identifikasi terhadap idolanya syahrukhan. Ia mengakui semenjak SMA ia  memang fans ke syahrukhan. Tidak hanya itu kaset-kaset yang berkaitan  dengan lagu-lagu  india banyak dikoleksinya dan dihapalnya. 
Berlatar  belakang karena sang idola tersebutlah kini briptu norman juga bisa  merasakan jadi idola bagi orang yang mengidolakannya.  
Walaupun  hanya sebentar ketenaran yang dirasakan oleh briptu norman, akan tetapi  ia membawa pengaruh yang kuat dengan mencoba membuka dan mengingatkan  kembali memori lama orang-orang tentang lagu india chiaya-chaiya  syahrukhan yang dulu cukup terkenal. Tidak hanya itu ia juga membuat  penyanyi-penyi lainnya untuk menciptakan chaiya-chaiya versi Indonesia.
Tidak  hanya briptu norman akan tetapi banyak orang-orang yang mendapatkan  efek positif dari media massa seperti Justin Bieber, sinta dan jojo,  udin, dll. terkenal melalui youtube, dan mungkin masih banyak  orang-orang sukses di luar sana yang tidak ter up date oleh media di  mana menerima efek sosial positif melalui media massa dan menjadikan ia  sebagai orang sukses.
- EZ (inisialnya) siswi SMAN 2 Jambi mendapatkan efek sosial negatif dari media massa
Akibat  kurangnya perhatian dari orangtua EZ terpengaruh oleh pergaulan bebas.  Ia mengikuti semua trend-trend ala anak gaul yang disuguhkan oleh media.  Mulai dari mengamati, melihat, hingga melakukan seperti seringnya  melihat tayangan-tayangan sinetron gaul baik dalam maupun luar negeri  (pergaulan bebas, film 17 tahun ke atas), hingga bagaimana kata-kata,  pakaian, dan kehidupan ala anak gaul di tirunya dalam kehidupan  sehari-hari. Dulunya EZ adalah seorang anak perempuan yang pendiam dan  berperilaku sopan santun, akan tetapi karena kebiasaan tontonan buruk  yang dikonsuksinya membuat ia berubah drastis. Dari yang dulunya sering  menggunakan baju kurung kini berganti dengan baju ketat celana jeans,  Rambut di bigen dan rebonding, lidah diberi tindakan, dan telinga lebih  dari satu tindikan, suka berkata yang jorok-jorok dan berperilaku kasar  terhadap orangtua maupun guru. Pernah suatu ketika EZ dikeluarkan dari  sekolah dikarenakan di dalam handphone kamera miliknya terdapat situs  porno. Tidak hanya itu ia juga sempat ketahuan melakukan adegan ”kiss”  di dalam kamar mandi sekolah bersama sang kekasih. Dari pada merusak  nama baik sekolah dan bisa mempengaruhi teman-temannya akhirnya EZ di  keluarkan. Akhirnya EZ diketahui hamil diluar nikah karena kebablasan  dalam bergaul dengan lawan jenis.
             Dari kasus EZ di atas EZ mendapatkan efek sosial yang negatif dari  media massa karena melakukan peniruan terhadap salah satu situs porno  yang ada di media massa. Hingga nembuat EZ salah langkah dalam bergaul.
Tidak hanya EZ akan tetapi masih banyak lagi lainnya yang mendapatkan efek sosial negatif dari media massa.
Nama : Hartika Yuliasari
NIM : 108051000055
KELAS : KPI VI B
Tugas : KAP (arti dan pentingnya keterbukaan diri)
MATERI DI BALIK HOBI
”Sambil  menyelam minum air ” pepatah ini tepatnya diberikan pada  fotografer  kampus Muhammad Sabki pria kelahiran 18 november 1989 ini. 
Sabki  yang begitu ia akrab disapa yang saat ini aktif di organisasi KMF Kala  citra (fotografi) sejak berawal dari tahun 2009 sampai sekarang. Awalnya  dunia pemotretan baginya biasa-biasa saja dan begitu juga dengan kedua  orangtuanya tidak pernah mengarahkan anak bontotnya yang dari 6  bersaudara ini untuk menjadi seorang fotografer. Kedua orangtua  mengharapkan ia menjadi seorang ustadz mulai dari SMP ia disekolahkan di  pondok pesantren daar el qolam tangerang, dan melanjutkan ke MAN 9.  akan tetapi ketika memasuki jenjang pendidikan tinggi ia mulai tertarik  pada dunia fotografi. 
Berawal  dari ketertarikan hingga akhirnya menyukai dan menjadikan sebuah hobi  hingga kini ia menyibukkan hari-harinya dalam dunia pemotretan. Karena  keseriusannya tersebut orangtuanya tidak bisa memaksakan kehendak  akhirnya mereka merelakan anak bontotnya untuk terjun kedunia tersebut.  Meskipun pada semester lima sabki sempat keteter dalam kuliahnya akan  tetapi pada semester 6 ini ia mencoba untuk mengejar ketinggalan. 
Ia  mengakui bahwa dengan menjadi seorang fotografer kampus banyak suka  duka  yang dirasakannya.Ada pun sukanya dapat menghasilkan foto yang  bagus adalah sebuah kepuasan tersendiri baginya. Dan bisa diperlihatkan  dan hasil tersebut dapat dinikmati oleh orang banyak. Meskipun bagi  orang-orang awam seperti contoh sebuah foto kaki seorang ibu yang  berjalan menelusuri rel kereta api itu biasa saja, akan tetapi bagi  sabki mempunyai makna yang sangat luar biasa dimana adanya sebuah  pengorbanan besar dari seorang ibu dalam mengarungi kehidupan yang  panjang dan penuh rintangan. Ada pun sukanya ia merasa bangga ketika  dapat izin untuk memoto tokoh-tokoh penting di kampus maupun di  pemerintahan seperti di menpora dan lain sebagainya.
Duka  yang dirasakannya adalah ketika tidak dapat orderan untuk pemotretan,  yang namanya memotret untuk kewajiban di kala citra tetap berjalan dan  dari situlah ia merasakan kehabisan uang untuk membeli film untuk  kameranya. Dan ia pun tidak mau merepotkan orangtuanya karena sudah  cukup banyak materi yang dikeluarkannya. Ia berharap dengan menjadi  seorang fotografer di mana ia telah mengorbankan tenaga, waktu, dan  materi yang lebih ia bisa mendapatkan ;ebih dari itu tidak hanya  kepuasan akan tetapi materi yang berlimpah juga dan tentunya dengan  pencapaian dan kerja kerasnya sendiri di bidang fotografi ini. 
             Dulu Sabki pria yang juga pernah mempunyai pengalaman bekerja di pizza  hut jakarta timur selama 3 bulan, dan juga pernah bekerja di kawasaki  motor selama 3 bulan ini sangat memperhatikan penampilan. Akan tetapi  setelah terjun ke dunia fotografi ini ia kurang begitu memperhatikan  penampilannya. 
Acak-acakan  adalah salah satu ciri dari sebagaian besar penampilan seorang  fotografer, ketika ditanya dari segi penampilannya sabki menuturkan  bahwa karena hobinya ini sangat menyita waktu dan bahkan ia juga tidak  malu mengatakan bahwa ia jarang mandi karena terburu-buru untuk  melakukan tugas pemotretan di sana sini.
             Ia berharap semoga ia bisa mewujudkan impiannya untuk menjadi seorang  fotografer handal dan bisa membahagiakan keduaorangtua yang telah  berkorban untuknya. Dengan begitu ia harus lebih sungguh-sungguh dan  bisa mengatur waktu antara kuliah dan juga kegiatan di fotografi ini.
 

 
 
No comments:
Post a Comment