Pages

Pages

Sunday, April 12, 2009

Dia Dalam Mimpiku

Masih saja ia menghantuiku. Dulu aku berharap untuk tidak melupakannya walau sejenak, tapi kini aku ingin melupakannya untuk selamanya. Mungkin Dia yang kusebut sebagai Tuhan, mengabulkan doaku yang terdahulu itu.

Dulu aku sangat percaya dengan adanya Tuhan, tapi sekarang… entahlah apa memang Dia Tuhan atau siapa. Sosok yang dulu sewaktu aku kecil sangat takut akan neraka yang Dia ciptakan dan aku kecil sangat merindukan hangatnya surga. Sampai aku beranjak remaja aku masih percaya Tuhan itu maha adil dan maha penyayang. Tapi itu terpatahkan saat aku menemui kenyataan harus berpisah dengannya. Aku bertanya pada-Nya kenapa aku dan dia harus ditakdirkan seperti ini. Aku seakan tak percaya kalau Tuhan masih maha penyayang atau juga maha adil.
Aku tak mengerti pada lika-liku takdir yang Dia buat. Aku pikir takdir itu kita sendiri yang menciptakan, tapi ayahku, ibuku, kakakku, guruku, dan orang-orang bilang hanya Dia yang tahu takdir setiap orang. Dan semua orang tidak bias mengubah takdirnya. Betapa Dia sangat tidak adil. Makanya aku pikir takdir itu kita sendiri yang membuat. Dulu aku sangat yakin akan hal baru itu. Dan lagi-lagi dia membuat itu hancur. Keyakinanku dihancurkan olehnya. Aku tidak bisa membuat takdirku sendiri. Tapi orang lain juga bisa membuat takdirku. Aku marah. Aku tak percaya itu terjadi.
Semua yang aku inginkan harus lah terjadi, terwujud dan memuaskanku.



No comments:

Post a Comment