Sungguh menyedihkan hidup dalam kesepian.  Disamping kurangnya dukungan sosial, hasil penelitian menunjukkan bahwa  kesepian juga mengganggu waktu istirahat malam. Para peneliti mengatakan  bahwa kurangnya tidur merupakan salah satu cara perasaan kesepian dapat  mempengaruhi kesehatan.
Peneliti dari Universitas Chicago  membandingkan tingkat kesepian 95 orang dewasa di pedesaan South Dakota,  AS dengan hasil pengukuran siklus tidurnya. Tidak ada individu yang  terisolasi secara sosial, namun persepsinya tentang kesepian bervariasi.  
Skor kesepian yang lebih tinggi berkaitan dengan tingginya  tingkat tidur yang terputus di malam hari. Jumlah total tidur dan kantuk  di siang hari tidak mempengaruhi. 
"Bukan hanya karena individu  yang sangat kesepian menjadi kurang tidur. Hubungan antara kesepian dan  kegelisahan tidur terjadi pada berbagai keterkaitan yang dirasakan,"  kata pemimpin penulis Lianne Kurina, PhD, dari Departemen Ilmu Kesehatan  di Universitas Chicago seperti dikutip dari medicalxpress.com, Selasa (1/11/2011). 
"Kesepian  berkaitan dengan efek buruk terhadap kesehatan. Kami ingin menjelajahi  teori bahwa tidur dapat dipengaruhi oleh perasaan kesepian. Kami  menemukan bahwa kesepian tidak mengubah jumlah total tidur individu,  tapi membangunkan indvidu lebih sering sepanjang malam," ujarnya. 
Temuan  ini hampir sama dengan penelitian sebelumnya tahun 2002 yang  diterbitkan oleh American Psychological Society yang membandingkan  kesepian dengan kualitas tidur yang dilaporkan oleh siswa. Para siswa  yang merasa kesepian lebih sering terganggu tidurnya di malam hari. 
Kesamaan  antara kajian ini membantu menunjukkan bahwa kesepian dan isolasi  sosial adalah dua konsep yang berbeda. Peneliti berpendapat bahwa  kesepian mencerminkan isolasi sosial yang dirasakan atau perasaan  menjadi orang buangan, yaitu kesenjangan antara hubungan yang diinginkan  dengan hubungan sosial sebenarnya yang sering terasa menyakitkan. 
"Kita  semua nampaknya bergantung pada perasaan aman dalam lingkungan sosial  untuk dapat tidur nyenyak. Hasil dari penelitian ini bisa memberi  pemahaman yang lebih jauh mengenai bagaimana faktor-faktor sosial dan  psikologis mempengaruhi kesehatan," pungkas Kurina.
No comments:
Post a Comment