ditulis oleh Deddy Sussantho (108051000050)
MEDIA ONLINE DALAM SISTEM SOSIAL
ANALISIS FRAMING TENTANG PEMBERITAAN KEMATIAN OSAMA BIN LADEN PADA DETIK.COM DAN ERAMUSLIM.COM
Sepuluh  tahun lalu, tepatnya pada 11 Semptember 2001, terjadi peristiwa  bersejarah di mana ikon Amerika Serikat, World Trade Center (WTC)  dikabarkan mendapat serangan dari empat pesawat yang dibajak oleh  teroris. Beberapa jam setelah kejadian, pihak FBI Amerika Serikat  berhasil mendapatkan data nama-nama pelaku yang membajak pesawat. Data  tersebut mengemukakan 19 nama yang berasal dari sebuah organisasi yang  bernama al-Qaeda. Kesemuanya berasal dari berbagai Negara dari jazirah  Arab, seperti Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Lebanon. Dari 19  nama tersebut, satu di antaranya menjadi buron dan disebut oleh Amerika  Serikat sebagai teroris buronan nomor satu di dunia, yakni Usamah bin  Muhammad bin Awwad bin Ladin, atau biasa disebut oleh media Osama bin  Laden. Dari sinilah pemburuan panjang Amerika Serikat terhadap Osama bin  Laden terjadi.
Menyikapi  peristiwa 9/11 ini, ada banyak asumsi yang terkemuka. Ada yang menerima  mentah-mentah pemberitaan media yang dilansir oleh Amerika Serikat  bahwa peristiwa 9/11 memang didalangi oleh Osama bin Laden. Mereka  percaya Osama bin Laden adalah orang yang menyebabkan terorisme  berkembang ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Orang-orang yang tidak  senang atau menentang kebijakan Amerika Serikat sebagai negara adikuasa  diduga menjadi penyebab terorisme ini muncul.
Akan  tetapi, ada pula yang tidak meyakini bahwa Osama bin Laden adalah  dalang kejadian ini. Mereka mengkritisi media Amerika yang secara  gegabah menunjuk Osama bin Laden sebagai pelaku. Mereka menyadari bahwa  terdapat keganjilan terhadap peristiwa penghancuran WTC. Secara ilmiah,  mereka memiliki bukti bahwa hancurnya WTC hanyalah sekadar konspirasi  yang dilancarkan Amerika Serikat dan sekutunya untuk menggoyang  stabilitas dunia Islam.
Terlepas  dari itu, selama sepuluh tahun terakhir, Amerika Serikat tak pernah  berhenti mencari dan memburu sosok Osama bin Laden yang seolah setelah  peristiwa itu hilang ditelan bumi. Beberapa kabar Osama bin Laden telah  meninggal sempat menghiasi media massa dunia. Namun rupanya kebenaran  kabar tersebut hanyalah isapan jempol belaka. Sementara kini, semenjak 1  Mei 2011, secara menggemparkan presiden Amerika Serikat, Barack Obama,  menyatakan dalam konfrensi pers bahwa Osama bin Laden telah tewas dalam  operasi rahasia yang dilakukan Amerika Serikat di Pakistan.
Sontak  saja media massa dunia memberitakan hal ini. Pasalnya, Obama sendiri  yang mengumumkan kematian Osama. Namun pemberitaan ini kembali  menimbulkan keganjilan yang dirasakan oleh khalayak lantaran media  Amerika tidak menunjukkan jasad Osama yang diberitakan telah dibuang ke  laut. Terlebih media Amerika hanya menunjukkan foto kepala Osama yang  tampak mengenaskan pasca penembakkan. Akan tetapi, foto itu pun terdapat  keanehan. Beberapa pihak sanksi terhadap keaslian foto tersebut. Mereka  sangat yakin bahwa foto tersebut tak lebih dari hasil editan dari  foto-foto Osama sebelumnya. Keganjilan inilah yang akhirnya menimbulkan  tanda tanya apakah Osama benar-benar telah tewas atau hanya sekadar  propaganda Amerika Serikat.
Di  Indonesia, terdapat dua media online yang memberitakan tewasnya Osama  dengan cara yang berbeda. Kedua media online tersebut adalah detik.com  dan eramuslim.com. Alasan Penulis memilih detik.com dan eramuslia.com  adalah karena kedua media online ini sudah mapan dan kerap menjadi  rujukan banyak orang. Detik.com adalah media online yang beritanya  update begitu cepat. Sementara eramuslim.com merupakan media online  dengan latar belakang dakwah Islam.
   ANALISIS FRAMING ROBERT N. ENTMAN
Robert N. Entman adalah salah seorang ahli yang meletakan dasar-dasar bagi analisis framing untuk studi isi media. Konsep mengenai framing ditulis dalam sebuah artikel untuk Journal of Political Communication. Konsep  framing, Entman sering digunakan untuk menggambarkan proses seleksi dan  menonjolkan aspek tertentu dari realitas oleh media. Framing dapat  dipandang sebagai penempatan informasi-informasi dalam konteks yang khas  sehingga isu tertentu mendapatkan alokasi lebih besar daripada isu  lain. Framing memberikan tekanan lebih pada bagaimana teks komunikasi  ditampilkan dan bagian mana yang ditonjolkan oleh pembuat teks.
Entman  melihat framing dalam dua dimensi besar: seleksi isu dan penekanan atau  penonjolan aspek-aspek tertentu dari realitas. Penonjolan adalah proses  membuat informasi menjadi lebih bermakna, lebih menarik, berarti, atau  lebih diingat oleh khalayak. Dalam praktiknya, framing dijalankan oleh  media dengan menyeleksi isu tertentu dan mengabaikan isu yang lain; dan  menonjolkan aspek dari isu tersebut dengan menggunakan berbagai strategi  wacana-penempatan yang mencolok, pengulangan, pemakaian grafis yang  mendukung dan memperkuat penonjolan, pemakaian label tertentu ketika  menggambarkan orang yang diberitakan, asosiasi terhadap simbol budaya,  generalisasi, simplifikasi. Cara pandang atau perspektif itu pada  akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagian mana yang ditonjolkan  dan dihilangkan dan hendak dibawa kemana berita tersebut.
   | Seleksi isu | Aspek  ini   berhubungan dengan pemilihan fakta. Dari realitas yang kompleks  dan beragam   itu, aspek mana yang diseleksi untuk ditampilkan? Dari  proses ini selalu   terkandung di dalamnya ada bagian berita yang  dimasukan (included),   tetapi ada juga berita yang dikeluarkan (excluded). Tidak semua aspek   atau bagian dari isu ditampilkan, wartawan memilih aspek tertentu dari suatu   isu. | 
   | Penonjolan   aspek tertentu dari isu | Aspek  ini   berhubungan dengan penulisan fakta. Ketika aspek tertentu dari  suatu   peristiwa tersebut telah dipilih, bagaimana aspek tersebut  ditulis? Hal ini   sangat berkaitan dengan pemakaian kata, kalimat,  gambar, dan citra tertentu   untuk ditampilkan kepada khalayak. | 
Dalam  konsep Entman, framing pada asarnya merujuk pada pemberitaan definisi,  penjelasan, evaluasi dan rekomendasi dalam suatu wacana untuk menekankan  kerangka berpikir tertentu terhadap peristiwa yang diwacanakan.  Wartawan memutuskan apa yang akan ia beritakan, apa yang diliput dan apa  yang harus dibuang, apa yang ditonjolkan dan apa yang harus  disembunyikan kepada khalayak.
   | Define problems   (Pendefinisian masalah) | Bagaimana   suatu peristiwa/isu dilihat? Sebagai apa? Atau sebagai masalah apa? | 
 | 
   | Diagnose   causes (Memperkirakan masalah atau sumber masalah) | Peristiwa    itu dilihat disebabkan oleh apa? Apa yang dianggap sebagai penyebab  dari   suatu masalah? Siapa (aktor) yang dianggap sebagai penyebab  masalah? | 
 | 
   | Make   moral judgement (Membuat keputusan moral) | Nilai  moral apa yang disajikan   untuk menjelaskan masalah? Nilai moral apa  yang dipakai untuk meligitimasi   atau mendelegitimasi suatu tindakan? | 
 | 
   | Treatment   Recommendation (Menekankan penyelesaian) | Penyelesaian    apa yang ditawarkan untuk mengatasi masalah? Jalan apa yang  ditawarkan dan   harus ditempuh untuk mengatasi masalah? | 
 | 
Frame berita timbul dalam dua level. Pertama, konsepsi mental yang digunakan untuk memproses informasi dan sebagai karakteristik dari teks berita. Kedua,  perangkat spesifik dari narasi berita yang dipakai untuk membangun  pengertian mengenai peristiwa. Frame berita dibentuk dari kata kunci,  metafora, konsep, simbol, citra yang ada dalam narasi berita.
Define problems adalah elemen yang pertama kali dapat kita lihat mengenai framing, yang merupakan master frame paling utama. Ia menekankan bagaimana peristiwa dipahami oleh wartawan, ketika ada masalah atau peristiwa.
Diagnose causes merupakan elemen framing untuk membingkai siapa yang dianggap sebagai  aktor utama suatu peristiwa. Penyebab disini bisa berarti apa (what), tetapi bisa juga berarti siapa (who).
Make moral judgement adalah elemen framing yang dipakai untuk membenarkan argumentasi pada  pendefinisian masalah yang sudah dibuat. Gagasan yang dikutip  berhubungan dengan sesuatu yang familiar dan dikenal oleh khalayak.
Treatment recommendation elemen ini dipakai untuk menilai apa yang dikehendaki oleh wartawan.  Jalan apa yang dipilih untuk menyeleasikan masalah. Penyelesaian itu  tentu saja sangat tergantung pada bagaimana peristiwa itu dilihat dan  siapa yang dipandang sebagai penyebab masalah.
   ANALISIS PEMBERITAAN KEMATIAN OSAMA BIN LADEN PADA DETIK.COM
Dari  sekian artikel, detik.com lebih banyak menyebut peristiwa ini sebagai  peristiwa pembunuhan yang dilakukan Amerika Serikat (Obama) kepada Osama  bin Laden. Hal ini dapat dilihat dari beberapa kutipan pemberitaan  detik.com berikut:
Seorang pejabat senior pada Perserikatan Bangsa Bangsa mengatakan pembunuhan tersangka gembong teroris al-Qaida, Osama bin Laden…
Sebuah surat kabar pro-pemerintah Korea Utara (Korut) mengecam pembunuhan Osama bin Laden.
Obama bahkan menyindir bahwa siapa saja yang mempertanyakan apakah AS harus membunuh Osama, perlu untuk memerika otak mereka...
Di sini seolah timbul kesan bahwa Osama menjadi korban atas operasi rahasia yang dilancarkan Amerika Serikat. Sementara itu, yang menjadi sumber masalah atas pemberitaan ini adalah Amerika Serikat. Adanya operasi rahasia yang diinstruksikan oleh Obama itulah yang  kemudian menyebabkan munculnya peristiwa ini. Hal ini tertuang pada  redaksinya:
serangan Amerika Serikat terhadap pemimpin jaringan teroris Al Qaeda...
Jika AS memandang dia sebagai tersangka, mereka harusnya mengadili dia, bukannya membunuh dia,
Ada  beberapa hal yang sengaja ditimbulkan oleh detik.com, yakni apakah  benar Osama bersalah dan harus langsung dibunuh di tempat tanpa perlu  diadili terlebih dahulu?
Seorang  pejabat senior pada Perserikatan Bangsa Bangsa mengatakan pembunuhan  tersangka gembong teroris al-Qaida, Osama bin Laden, harus dijelaskan  oleh pemerintah AS karena muncul kekhawaitran pembunuhan itu tidak punya dasar hukum.
Namun tak sedikit pula yang mengecam tindakan pasukan AS tersebut. Menurut mereka, Osama seharusnya ditangkap hidup-hidup dan diadili, bukan dibunuh.
Dalam editorialnya, surat kabar tersebut juga menyatakan, tak ada bukti jelas bahwa Osama mendalangi serangan teroris 11 September 2001 di Amerika Serikat.
Dalam  kasus ini, Osama seolah menjadi pelaku kriminal yang sudah tidak dapat  diampuni lagi. Padahal, kebenaran akan tuduhan Amerika kepada Osama  belum dapat dibuktikan secara gamblang.
Pun  begitu, detik.com tetap berusaha berada pada posisi netral, yang mana  menyoroti kasus ini sebagai suatu peristiwa pada umumnya, tanpa memihak  kepada Amerika ataupun Osama. Detik.com berusaha menyajikan sudut  pandang secara seimbang, baik dari Amerika maupun Osama, sehingga tidak  menawarkan suatu solusi tersendiri. 
   | Define   Problems | Pembunuhan Osama bin Laden. | 
   | Diagnose   Causes | Kematian Osama bin Laden yang disebabkan oleh serangan   Amerika Serikat. | 
   | Make   Moral Judgement | ·           Dasar hukum Amerika membunuh Osama kurang berdasar. ·           Osama belum terbukti benar bahwa dirinyalah dalang atas   serangan 11 September 2001. ·           Kalaupun benar Osama bersalah, mestinya ia ditangkap   untuk diadili, bukan dibunuh. | 
   | Treatment   Recommendation | Tidak ada. | 
   ANALISIS PEMBERITAAN KEMATIAN OSAMA BIN LADEN PADA ERAMUSLIM.COM
Berbeda  dengan detik.com, sebagai media online yang mengedepankan ideologi  Dakwah Islam, eramuslim.com melihat peristiwa ini sebagai kematian,  bukan pembunuhan. Simak saja beberapa kutipan dari tiga artikel  eramuslim.com berikut:
Kematian Usamah bin Laden sejenak melupakan penderitaan rakyat Ameika Serikat, akibat bencana alam yang bertubi-tubi.
Secara lebih rinci, Netanyahu menilai kematian Usamah akan menguntungkan bagi keadilan, kebebasan dan nilai-nilai bersama  oleh semua negara demokratis yang telah berjuang bahu-membahu dalam  melawan aksi terorisme.
Stratfor tidak mengatakan bahwa kematian bin Laden dan pengangkatan Petraeus adalah sesuatu di luar kebetulan.
Akan  tetapi, pada artikelnya, detik.com tidak terlalu mempersoalkan kematian  Osama secara fokus, melainkan tentang bagaimana latar belakang dari  kasus ini, yang mana diduga sebagai sebuah konspirasi Obama dalam  memperkuat politiknya. Hal ini diperkuat dengan kenyataan bahwa  popularitas Obama sudah semakin berkurang di mata rakyat Amerika  Serikat, sebagaimana yang tertulis di detik.com:
Kita mulai dengan analisa pertama, yakni citra politik Obama. Kita ketahui Obama mengalami kemerosotan imej yang cukup tajam di Amerika.
Bayangkan  betapa paniknya Obama ketika mengetahui jajak pendapat tersebut  memperlihatkan 46 persen respondon memilih Partai Republik di  wilayahnya, dan hanya 40 persen responden yang memilih Demokrat. Inilah titik terendah popularitas Obama.
Kematian  pejuang dan pemimpin oleh tangan penguasa adikuasa seperti Amerika  Serikat, mempunyai dampak yang sangat luar biasa bagi kehidupan.  Termasuk kehidupan politik, dan ekonomi.
Kematian Bin Laden itu langsung mengerek pamor Presiden Barack Obama yang sudah pudar, dan kembali bersinar.
Wajar  apabila Obama terkesan mencari simpati rakyatnya dengan berita kematian  Osama. Bagaimanapun, waktu pemilu di Amerika Serikat tidak lama akan  berlangsung, yakni pada 2012. Akan tetapi, dewasa ini citra politik  Obama semakin menurun. Belum lagi retaknya hubungan bilateral antara  Amerika Serikat dengan Israel, semakin membuat Obama memutar otak untuk  menemukan momentum yang tepat agar dapat memperbaiki kondisi. Maka dari  itu, kematian Osama akan menjadi berita gembira bagi rakyat Amerika  Serikat yang dendam sekali dengan para pelaku peristiwa 11 September  tersebut. Dengan adanya berita ini, rakyat seolah lupa bagaimana  menurunnya stabilitas negara, baik dari segi politik maupun ekonomi.
Pada  artikel tersebut, juga tidak ditemukannya solusi spesifik terkait  permasalahan ini. Eramuslim.com hanya memaparkan gagasan-gagasannya  tanpa menyertakan usaha untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat  bagaimana mereka harus mengambil sikap secara jelas. 
   | Define   Problems | Kematian Osama | 
   | Diagnose   Causes | Merosotnya imej Obama. | 
   | Make   Moral Judgement | ·           Lemahnya citra politik Obama di mata masyarakat Amerika   Serikat. ·           Terjadi kerenggangan diplomatik antara Amerika Serikat   dengan Israel. ·           Pemilu Amerika Serikat sudah dekat, yakni 2012. | 
   | Treatment   Recommendation | Tidak ada. | 
   ANALISIS FRAMING PEMBERITAAN KEMATIAN OSAMA BIN LADEN PADA DETIK.COM DAN ERAMUSLI.COM
Pada  detik.com dan eramuslim.com, keduanya sama-sama melakukan konstruksi  terhadap opini publik. Pun begitu, terdapat perbedaan antara detik.com  dan eramuslim.com dalam memberitakan Osama bin Laden. Detik.com tidak  menyantumkan solusi yang ditawarkan untuk pembaca. Akan tetapi,  detik.com memberikan sebuah gambaran tentang keganjilan peristiwa ini,  yang mana lebih memposisikan Amerika Serikat sebagai pelaku atas  peristiwa ini. Hal ganjil yang dikemukakan adalah bahwa dasar hukum  pembunuhan Osama belumlah jelas. Kemudian, kebenaran tentang Osama  sebagai pelaku terorisme masih simpang siur. Lalu kalaupun Osama  bersalah, tidak semestinya ia dibunuh di tempat, melainkan ditangkap dan  diadili terlebih dahulu. Lagipula, pada operasi rahasia yang dilakukan  Amerika Serikat itu, Osama tidak melakukan perlawanan berarti. Jadi  keputusan untuk menembak mati Osama dinilai sudah berlebihan.
Berkaitan  dengan ini, eramuslim.com tidak memaparkan demikian. Sebagai situs  dakwah Islam, Eramuslim.com justru lebih condong kepada motif Amerika  Serikat membunuh Osama. Ia (eramusli.com) pun memberikan banyak  argumentasi bahwa peristiwa kematian Osama tak lebih dari sekadar  konspirasi Amerika (Obama) untuk memperbaiki kondisi politiknya. Hal ini  didasari bahwa dewasa ini citra Obama turun di hadapan rakyatnya.  Ditambah lagi tahun 2012 akan diadakan pemilu. Jelas ini membuat Obama  gusar dan harus melakukan tindakan tepat untuk memperbaiki kondisi  tersebut. Alhasil, operasi rahasia untuk membunuh Osama menjadi jalan  keluar yang begitu menguntungkan.
Perbedaan gaya pemberitaan antara detik.com dan eramuslim.com merupakan bukti bahwa adanya frame pada media massa. Frame tersebut merupakan representasi dari visi dan misi media massa tersebut.
Dalam  hal ini, detik.com yang merupakan media online yang memposisikan  dirinya sebagai media pemberitaan informasi aktual dengan tingkat  objektifitas tinggi. Sementara eramuslim.com nampak sebagai media online  yang senantiasa membuka pikiran kepada masyarakat tentang dunia Islam.  Tentu pada media ini sedikit banyak akan terpampang gaya bahasa yang  terasa subjektif.
   LAMPIRAN
(DETIK.COM)
MEDIA PRO-KORUT SEBUT PEMBUNUHAN OSAMA BUKTI IMPERIALISME AS
Pyongyang - Sebuah surat kabar pro-pemerintah Korea Utara (Korut) mengecam  pembunuhan Osama bin Laden. Media itu menyebut serangan Amerika Serikat  terhadap pemimpin jaringan teroris Al Qaeda itu sebagai "imperialisme  arogan."
Menurut  koran Choson Sinbo, operasi rahasia AS terhadap persembunyian Osama di  Kota Abbottabad, tak jauh dari Islamabad, Pakistan merupakan pelanggaran  terang-terangan kedaulatan nasional Pakistan.
Dalam  situsnya, media yang berbasis di Jepang itu menyebutkan, insiden itu  lebih merupakan bukti bahwa AS adalah pemimpin dalam terorisme negara.  Choson Sinbo biasanya mencerminkan pemikiran resmi pemerintah Korut.
"Komentar  bangga Obama bahwa 'keadilan telah dilakukan' merupakan bukti jelas  imperialisme arogan yang didasarkan pada keyakinan bahwa mereka  memerintah seluruh umat manusia," demikian Choson Sinbo dalam  editorialnya seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (9/5/2011).
Dalam  editorialnya, surat kabar tersebut juga menyatakan, tak ada bukti jelas  bahwa Osama mendalangi serangan teroris 11 September 2001 di Amerika  Serikat.
"Jika AS memandang dia sebagai tersangka, mereka harusnya mengadili dia, bukannya membunuh dia," demikian Choson Sinbo.
Bahkan  menurut media pro-Pyongyang itu, pemerintah AS tengah "menggali  kuburannya sendiri" dengan memicu kemarahan dari dunia muslim.
(ita/nrl)
OBAMA SINDIR ORANG-ORANG YANG KECAM PEMBUNUHAN OSAMA BIN LADEN
Washington  - Sejumlah pihak mengecam tindakan pasukan Amerika Serikat yang  menyerang dan menewaskan Osama bin Laden di Pakistan. Presiden AS Barack  Obama angkat bicara untuk menanggapi kecaman tersebut.
Menurut  Obama, Osama telah mendapatkan apa yang pantas untuknya. Obama bahkan  menyindir bahwa siapa saja yang mempertanyakan apakah AS harus membunuh  Osama, perlu untuk memeriksa otak mereka.
"Keadilan  telah berlaku. Dan saya pikir siapa pun yang menganggap bahwa pelaku  pembunuhan massal di tanah Amerika itu tidak pantas menerima apa yang  didapatnya, perlu untuk memeriksa otak mereka," cetus Obama dalam  wawancara CBS News seperti dilansir kantor berita Reuters, Senin (9/5/2011).
Osama  bin Laden tewas setelah tempat persembunyiannya di Kota Abottabbad, tak  jauh dari Islamabad, Pakistan diserang pasukan khusus Angkatan Laut AS,  SEAL pada Senin, 2 Mei dini hari waktu Pakistan. Penyerangan Osama itu  menimbulkan kontroversi.
Sebagian  menyambut kematian pemimpin jaringan Al Qaeda yang telah mengklaim  sebagai dalang serangan teroris 11 September 2001 di Amerika itu. Namun  tak sedikit pula yang mengecam tindakan pasukan AS tersebut. Menurut  mereka, Osama seharusnya ditangkap hidup-hidup dan diadili, bukan  dibunuh.
(ita/nrl)
PEJABAT PBB: AS HARUS KLARIFIKASI PEMBUNUHAN OSAMA
Tewasnya Osama memunculkan sejumlah pertanyaan baru 
Seorang  pejabat senior pada Perserikatan Bangsa Bangsa mengatakan pembunuhan  tersangka gembong teroris al-Qaida, Osama bin Laden, harus dijelaskan  oleh pemerintah AS karena muncul kekhawaitran pembunuhan itu tidak punya  dasar hukum.
Tewasnya  Osama di Pakistan sepekan lalu mestinya merupakan sebuah penutup dari  aksi perburuan panjang dalam perang AS melawan jaringan al-Qaida. Namun  matinya Osama justru memunculkan makin banyak pertanyaan. Termasuk  didalamnya adalah apa dasar hukum membunuh Osama, apakah legal  menembaknya di Pakistan terutama karena saat ditangkap dia tidak  bersenjata.
Pelapor  khusus PBB untuk kasus kejahatan pembunuhan, Christof Heyns,  meyampaikan pertanyaan itu kepada BBC dalam program World This Weekend.
"Apa  benar perlu mengeksekusinya di tempat? Persoalannya adalah: dasar hukum  resmi, pelintasan perbatasan, masuk ke sebuah negara berdaulat, padahal  perintahnya saat itu jelas -- Di tempat kalau ada pilihan mestinya  tangkap daripada tembak," kata Heyns.
Pertanyaan  lain muncul dari kubu AS terhadap Pakistan: bagaimana Osama bisa hidup  di tempat itu bertahun-tahun tanpa ketahuan, padahal berdekatan dengan  salah satu markas utama polisi negara itu.
Bahkan  Presiden Obama menduga Bin Laden mempunyai jaringan pendukung  keberadaannya di Pakistan, sebagaimana dikatakannya dalam program  televisi CBS, Sixty Minutes.
"Kami  tidak tahu apakah mereka ini pejabat dalam lingkaran pemerintah  (Pakistan), atau diluar pemerintah, itulah yang harus kami selidiki dan  lebih penting lagi, yang harus diselidiki oleh pemerintah Pakistan,"  desak Presiden Obama.
Meski  disambut gembira di AS dan banyak negara lain, tewasnya Osama telah  menimbulkan gelombang aksi anti AS di berbagai kota di Pakistan.
(bbc/bbc)
(ERAMUSLIM.COM)
MENGAPA USAMAH BIN LADIN MATI SEKARANG, MEI 2011?
Pada  akhir 2001, kematian Usamah Bin Ladin yang pertama dimulai. Setelah  serangan 11 September 2011, orang yang disebut-sebut sebagai ulama  kelahiran Saudi itu menghilang di Afghanistan, kemudian tiba-tiba ketika  ia disebut sebagai orang yang bertanggung jawab atas serangan itu, dan  sontak, kaos-kaos bergambar Usamah marak di pasar-pasar dan loakan  pinggir jalan di berbagai negara berpenduduk Muslim yang sudah sangat  membenci Amerika setengah mati.
Usamah  menjadi pahlawan entah-berentah bersama dengan Che Guevara, dan juga  John Lennon, atau bahkan Madonna, penyanyi Hollywood itu.
Setelah  itu, Usamah menjadi seolah manusia gaib. Ia diklaim ada namun tiada.  Sebagian media Barat dengan terang-terangan menyebut bahwa Usamah bin  Ladin hanya mitos dan bahkan tokoh fiktif belaka.
Sekarang,  Mei 2011, terjadilah kematian Usamah yang kedua kalinya. Namun,  sesungguhnya ada dua fakta yang berbeda menarik perhatian. Yang pertama  dan paling jelas adalah pengumuman Presiden AS Barack Obama tentang  kematian itu sendiri. Yang kedua adalah pada 28 April Obama mengumumkan  bahwa Jenderal David Petraeus, komandan pasukan AS di Afghanistan, akan  menggantikan Leon Panetta sebagai direktur CIA. Statfor menulis  bahwa dua peristiwa yang saling berkejaran ini menciptakan kondisi  tersendiri yang khusus bagi sang presiden AS untuk memperluas manuvernya  dalam perang di Afghanistan dan akhirnya mereorientasi prioritas  kebijakan luar negeri AS.
Misi AS di Afghanistan, seperti yang dinyatakan oleh Obama, khususnya adalah penghancuran Al Qaidah. Stratfor menulis  bahwa sesungguhnya Al Qaidah sudah sangat lemah di Afghanistan dan  baru-baru ini lebih memfokuskan hidup di Pakistan daripada melaksanakan  operasi serangan militer, namun ketidakmampuan untuk menangkap atau  membunuh bin Laden berarti bahwa misi AS sendiri belum selesai. Dengan  kematian bin Laden, maka masuk akal jika kemudian politik Amerika  Serikat akan mengklaim bahwa misi di Afghanistan telah dicapai. Selama  konferensi pers Gedung Putih pada hari Senin, Penasihat Homeland  Security AS, John Brennan berkomentar tentang kematian bin Laden, dan  mengatakan "Kami akan mencoba mengambil keuntungan ini untuk menunjukkan  kepada orang-orang di daerah tersebut bahwa Al Qaidah adalah sesuatu  dari masa lalu, dan kami berharap untuk mengubur sisa Al Qaidah beserta  Usamah bin Ladin."
Petraeus  adalah arsitek dari strategi kontra Amerika di Afghanistan. Ia secara  langsung melambangkan kekuatan Amerika di wilayah ini. Dengan menunjuk  Petraeus sebagai direktur CIA (ia tadinya diprediksi akan menempati  jabatan itu pada bulan Juli), Obama telah menempatkan seorang jenderal  yang populer dalam memimpin sebuah birokrasi intelijen yang kompleks.  Dari Langley, Petraeus tidak dapat lagi menjadi suara militer yang  berwibawa dalam upaya perang di Afghanistan. Obama telah menahan  Petraeus sebagai anggota senior pemerintahan, sementara di lain watu  secara bersamaan, juga mengisolasi dia.
Dua  langkah ini membuka pintu bagi pertimbangan yang serius akan penarikan  pasukan AS dari Afghanistan. Seperti diketahui, pemimpin politik AS  menghadapi kesulitan menarik keluar pasukannya dari Afghanistan jika  saja Petraeus terus memberikan sugesti bahwa perang masih mempunyai  fungsi. Padahal, rakyat Amerika sendiri cenderung berpikir bahwa  sesungguhnya perang sudah memerangkap mereka di negara orang lain, lebih  dari diakui oleh Petraeus; adapun perang jalan terus semata karena demi  prestise Petraeus belaka.
Petraeus  sekarang sedang dihapus dari gambar Afghanistan. Bin Laden telah  dihapus. Dengan kematiannya, sebuah argumen di Amerika Serikat dapat  dibuat bahwa misi AS telah dicapai dan bahwa, kebutuhan tambahan pasukan  AS di Afghanistan tidak ada lagi. Sulit untuk mengabaikan fakta bahwa  bin Ladin tewas, tidak di Afghanistan, tetapi jauh di dalam perbatasan  Pakistan. Dengan hilangnya misi anti-terorisme di Afghanistan, misi  pembangunan bangsa di Afghanistan menjadi tidak perlu dan tidak penting.  Selain itu, dengan semakin meningkatnya ketegangan di Teluk Persia  menjelang penarikan pasukan AS dari Irak, dan oleh karena itu  memungkinkan bagi Amerika Serikat untuk mempertimbangkan mempercepat  penarikan pasukan dengan cara yang tidak mungkin dilakukan sebelumnya.
Stratfor tidak  mengatakan bahwa kematian bin Laden dan pengangkatan Petraeus adalah  sesuatu di luar kebetulan. Namun bahwa pertemuan dua peristiwa politik  itu menciptakan peluang strategis bagi pemerintah AS yang tidak ada  sebelumnya, yang paling penting dalam menciptakan kemungkinan untuk  perubahan dramatis dalam strategi AS di Afghanistan. (sa/stratfor)
KENAPA BUKAN OBAMA YANG DIBUANG KE LAUT OLEH ISRAEL?
Sejatinya  perang melawan Usamah adalah misi Israel untuk mengamankan geopolitik  Timur Tengah. Oleh karenanya, ucapan yang pertama kali datang ketika  tersiar kabar Usamah tewas berasal dari Perdana Menteri Israel. Benjamin  Netanyahu memuji Amerika Serikat atas keberhasilan Amerika membunuh  Usamah bin Ladin, dan melihat hal ini sebagai "kemenangan gemilang" bagi  Washington dan sekutunya.
Secara  lebih rinci, Netanyahu menilai kematian Usamah akan menguntungkan bagi  keadilan, kebebasan dan nilai-nilai bersama oleh semua negara demokratis  yang telah berjuang bahu-membahu dalam melawan aksi terorisme.
Setidaknya  ada beberapa analisa melihat hal ini. Dengan begitu kita juga akan  mengaitkan kenapa Obama tampak menggebu-gebu menyatakan Usamah telah  tewas. Padahal beberapa basis mujahidin seperti Al Qaida dan Taliban  menolak klaim Obama. Obama pun memang tampak tidak punya bukti setelah  kasus foto palsu Usamah buatannya tersiar ke publik sebagai rekayasa,  ditambah aksi cerobohnya membuang jasad Usamah ke lautan.
Isu Usamah Bin Laden dan Kekalahan Politik Obama
Kita  mulai dengan analisa pertama, yakni citra politik Obama. Kita ketahui  Obama mengalami kemerosotan imej yang cukup tajam di Amerika. Sampai  sekarang pun ada kekhawatiran dalam diri Obama bahwa ia sudah gagal di  mata publik Amerika. Polling terakir di akhir tahun 2010 saja sudah  menempatkan nama Obama di titik krusial.
Fox  news misalnya, melaporkan jajak pendapat yang memperlihatkan anjloknya  tingkat kepuasan rakyat terhadap kinerja Presiden negeri Paman Sam ini.  Berdasarkan polling ini, masalah terbesar yang dihadapi AS setelah  ekonomi adalah rendahnya kepercayaan rakyat terhadap kandidat pemilu.  Mereka lebih memilih Partai Republik dari pada Demokrat. Bayangkan  betapa paniknya Obama ketika mengetahui jajak pendapat tersebut  memperlihatkan 46 persen respondon memilih Partai Republik di  wilayahnya, dan hanya 40 persen responden yang memilih Demokrat. Inilah  titik terendah popularitas Obama.
Para  pengamat memang sudah melihat kecenderungan warga AS yang sudah  berfikir untuk tidak lagi memilih Obama. Hal ini sangat disadari oleh  kubu Obama, itulah mengapa Obama memutar otak dan berkesimpulan mesti  ada taktik bagaimana mendongkrak suaranya. Obama faham hal itu mustahil  dilakukan lewat jalur ekonomi mengingat hutang Obama semakin membumbung  tinggi dan negaranya pun telah babak belur dihantam China dalam  persaingan ekonomi.
Alhasil,  cara yang jitu adalah menaikkan kembali isu terorisme (baca: Tragedi  WTC). Masyarakat Amerika memang mudah larut jika dibangkitkan trauma  akan tragedi yang membunuh puluhan ribu rakyatnya itu. Dan cara ini  terbukti ampuh mengingat masyarakat membanjiiri jalan pasca kematian  Usamah. Mereka sudah tidak terfikir lagi bahwa perut mereka lapar.
Bargaining Politik Dengan Israel dan Rekonsiliasi Palestina
Kedua,  memperbaiki koalisi AS-Israel yang sempat retak. Kita ketahui sejak  tahun 2010 terjadi titik terendah dalam hubungan antara Amerika dan  Israel. Sebelumnya mereka berdua dianggap mengalami krisis diplomasi  menyusul rencana Israel untuk membangun pemukiman di Yerusalem Timur,  yang langsung di kecam Obama.
Oleh  karenanya ketika hal itu terungkap ke publik, Obama buru-buru  menepisnya dan dengan terkesiap menyatakan bahwa AS dan Israel memiliki  ikatan khusus yang tidak mudah hilang. “Tetapi kawan seringkali tidak  saling setuju dalam suatu hal. Ada kesalahpahaman mengenai proses  perdamaian di Timur Tengah dengan Israel,” tegasnya kala itu di bulan  Maret 2010.
Uniknya,  sehari sebelumnya, saudara ipar Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin  Netanyahu, Ben-Artzi, mengeluarkan pernyataan pedas dan menyebut Obama  sebagai "anti-Yahudi" setelah dia bersikap keras terhadap rencana  pembangunan permukiman di Yerusalem Timur. Komentar sang kakak ipar  sontak membuat Netanyahu kebakaran jenggot. Netanyahu yang mengaku tak  dekat dengan Ben-Artzi menyatakan sangat berkeberatan dengan komentar  saudara iparnya itu.
Akhirnya  sama seperti Obama, Netanyahu kemudian cepat-cepat mengatakan tidak ada  krisis dalam hubungan Israel-Amerika. Kenapa terjadi respon serupa sama  diantara mereka, jawabannya satu: Karena mereka masih saling  membutuhkan, terlebih Israel.
Walhasil ini adalah pertarungan kepentingan antara Washington dan Tel Aviv, sejauh mana bargaining diantara mereka mampu memberikan proposal baru tentang hubungan  diantara keduanya. Namun Obama sadar, bahwa ia bukanlah siapa-siapa.  “Kematiannya” bisa sangat dekat, dalam arti nasibnya akan sama ketika  Clinton dihabisi oleh Israel. Obama juga tidak bisa, berbuat apa-apa, ia  sadar siapa yang menaikkannya ke kursi AS 1? Akhirnya, Obama menjadi  sulit untuk menggertak lebih jauh karena kejatuhannya bisa lebih cepat  dari waktu yang diperkirakan.
Namun  konstelasi ini menjadi semakin rumit. Karena, disatu sisi, Israel juga  masih butuh Amerika untuk memberikan subsidi demi mengamankan jalur  penguasaan Negara-negara muslim demi terciptanya Negara Israel Raya  setelah Revolusi Timur Tengah (baca: skenario pertama) meletus.
Situasinya  menjadi semakin kompleks setelah isu berhembus akan terjadinya  kesepakatan antara Hamas dan Fatah. Kita ketahui bersama Fatah dan Hamas  siap menandatangani pakta rekonsiliasi di Kairo, Mesir, untuk membentuk  negara Palestina bersatu. Berdasarkan perkembangan terakhir, Mahmoud  Abbas dan Khaled Meshaal akan menghadiri pertemuan di Kairo, Mesir,  untuk menandatangani pakta yang mendorong penyusunan pemerintah  sementara.
Konsekuensi  logis akan hal ini adalah akan berkurangnya pengaruh Israel di Timur  Tengah dan memudarnya citra politik Yahudi di dunia Barat. Mesir yang  tadinya bisa diharapkan, kini justru berbalik. Mesir malah berharap AS  mengakui negara Palestina bersatu dari hasil rekonsiliasi. Ini diucapkan  saat Menteri Luar Negeri Mesir Nabil al-Arabi menerima anggota Kongres  AS Steve Chabot. Betapa berangnya Israel ketika mendengar Mesir mengakui  bahwa negaranya akan berembuk terkait pernyataan pemerintah AS yang  hanya mendukung perdamaian didasarkan pada dua negara (Palestina dan  Israel).
Amerika  dan Israel memang tidak begitu menyukai rekonsiliasi antara Fatah dan  Hamas. Terlebih, Amerika dan Israel telah mengecap Hamas sebagai  kelompok teroris. Hasilnya, Israel harus menahan diri untuk mengendurkan  dukungannya kepada Obama. Kondisinya tidak begitu memungkinkan untuk  melakukan manuver politik menikam saudaranya di Gedung Putih. Walhasil,  untuk sementara waktu Israel harus saling bekerja sama dengan Amerika  untuk membuang Usamah Bin Laden ke Laut, dan bukan Obama.
Apakah  orang-orang kafirmu (hai kaum musyrikin) lebih baik dari mereka itu,  atau apakah kamu telah mempunyai jaminan kebebasan (dari azab) dalam  Kitab-kitab yang dahulu. Atau apakah mereka mengatakan: “Kami adalah  satu golongan yang bersatu yang pasti menang.”. Golongan itu pasti akan  dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang. (QS. 54:43-45)
wallahua'lam. (pz)
KEMATIAN BIN LADEN MELUPAKAN PENDERITAAN RAKYAT AMERIKA
Kematian  Usamah bin Laden sejenak melupakan penderitaan rakyat Ameika  Serikat,akibat bencana alam yang bertubi-tubi. Bencana yang melanda  Amerika Serikat, seperti belum lama, di mana badai Tornado,  meluluh-lantakan wilayah Alabama. Tetapi, semua sirna dengan kematian  Bin Laden.
Rakyat  Amerika Serikat seperti tersihir, ketika Presiden Amerika Serikat  Barack Obama, menyampaikan pidatonya yang mengumumkan kematian Usamah  bin Laden, Minggu, 1 Mei, di Gedung Putih.
Usumah  musuh nomor 1 Amerika Serikat, yang selama 10 tahun terakhir, menjadi  perburuhan aparat keamanan Amerika Serikat. Tidak ada waktu jeda bagi  Amerika Serikat untuk terus memburu musuh nomor 1 itu, dan akhirnya  berhasil ditemukan tempat tinggalnya, dan kemudian dibunuh.
Menurut  pernyataan Obama dalam wawancaranya dengan TV CBS, mengatakan, ia tidak  dapat tidur berhari-hari mendiskusikan langkah-langkah yang akan  diambil, dan dibenaknya selalu dibayangi, tentang apakah perburuan  terhadap Usamah bin Laden itu akan berhasil?
Obama  selalu dibayangi akan kegagalan operasi itu. Obama tidak dapat tidur  berhari-hari, itu seperti yang pernah dia alami, ketika anaknya Sasha,  anaknya yang waktu itu masih berumur tiga bulan sakit meningitis, dan  baru tenang sesudah dokter, kondisi baik, ujarnya kepada TV CBS.
Obama  terus mendiskusikan dengan seluruh pejabat keamanannya, dan  berhari-hari, terkadang Obama hanya berdua, berdiskusi dengan Kepala  Penasehat Keamanan Gedung Putih Tom Donilon. Obama mula-mula ragu untuk  menyerang Abottabad, tempat persembunyian Bin Laden, karena Bin Laden  memiliki jaringan yang kuat di Pakistan. Tetapi, Obama diyakinkan oleh  Kepala CIA, Leon Panetta, harus diambil keputusan menyerang dan membunuh  Bin Laden.
Dengan  kematian Usaman bin Laden, rakyat Amerika Serikat berpesta sepanjang  hari, sampai tengah malam. Di New York, Washington, Chicago, California,  dan kota-kota besarnya lainnya, rakyat Amerika Serikat bersuka ria atas  kematian Bin Laden. Orang yang selalu dilekatkan dengan peristiwa 11  September 2001, yang menewaskan 3.000 nyawa, yang sedang berada di  Gedung WTC (World Trade Center),Manahattan, New York.
Mereka  melupakan penderitaan yang mereka alami akibat bencana, krisis ekonomi  yang mendera, pengangguran yang terus mengikuti deret ukur, utang yang  mencekik yang sudah mencapai $ 14.7 triliun, atau setara dengan 97  persen dengan GDP Amerika Serikat. Amerika juga terancam negara gagal,  karena tidak mampu membayar utangnya. Sampai saat ini. Sementara Eropa  terus terhuyung-huyung akibat krisis ekonomi dan inflasi yang mereka  alami.
Pokoknya,  kematin Bin Laden seperti obat mujarab bagi rakyat Barat, dan mereka  dapat melupakan penderitaan mereka sejenak. Amerika Serikat berhasil  membunuh musuh nomor 1 mereka.
Rakyat  Amerika Serikat muncul lagi kebanggaannya. Kematian Bin Laden itu  langsung mengerek pamor Presiden Barack Obama yang sudah pudar, dan  kembali bersinar. Obama sebagai pemimpin yang "decisive", pemimpin yang  berani mengambil keputusan yang tepat disaat menghadapi situasi krisis  dan sulit. Kematian Usamah bin Laden, memang membawa berkah bagi Obama,  dan rakyat Amerika Serikat, pasti akan memutuskan kembali memilih Obama  pada pemilu presiden tahun 2012 nanti.
Kematian  pejuang dan pemimpin oleh tangan penguasa adikuasa seperti Amerika  Serikat, mempunyai dampak yang sangat luar biasa bagi kehidupan.  Termasuk kehidupan politik, dan ekonomi.
Cerita  dan peristiwa dalam minggu ini, terbunuhnya Usama bin Laden, bukan  hanya sekadar melupakan penderitaaan rakyat Amerika Serikat, tetapi  seluruh mata dunia hanya tertuju kepada Usamah bin Laden, dan kehebatan  Obama, yang berhasil mengakhiri hidup tokoh, yang penuh dengan karisma  itu.
Perang  melawan teroris secara global belumlah berhenti. Sudah ada agenda  lainnya, yang bakal menjadi target CIA, yaitu Mullah Omar, Ayman  Al-Zawahiri, Anwar Al-Awlaki. Ketika mereka dapat membunuh ulama dan  tokoh Islam, itu pasti akan menaikkan bobot mereka di mata rakyatnya,  yang sudah mengidap permusuhan terhadap Islam dan kaum muslimin,  termasuk tokohnya. (mh/fp)